google

Komisi Pemilihan Umum Kota Probolinggo Sosialisasi Tahapan PilWali 2024 ke Komunitas Guru




Kabar Probolinggo -PilGub dan PilWali selalu menjadi momen penting bagi masyarakat. Setiap warga memiliki hak untuk memilih pemimpin yang akan membawa daerah mereka menuju kemajuan. Namun, belum tentu semua warga  memahami tahapan  yang harus dilalui sebelum hari pemilihan tiba. Pemilu merupakan cerminan dari demokrasi. Setiap tahapan memiliki perannya sendiri. Dengan memahami tahapan Pemilu, sebagai masyarakat, bisa lebih berperan aktif dan memastikan pemilu berjalan dengan jujur dan adil.

Dalam upaya memahamkan masyarakat tentang Pilkada itu, KPU (Komisi Pemilihan Umum) kota Probolinggo menggelar Sosialisasi dengan menyasar komunitas guru bertajuk "Sosialisasi Tahapan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Probolinggo Tahun 2024 Segmen Pemilih Komunitas", pada Senin 10/06/2024 bertempat di Bromo view Hotel kota Probolinggo.

Hadir sebagai Nara sumber Imanuddin Abil Fida, MIRKH, Dosen Institut  Agama Islam Achmad Dahlan Probolinggo ( IAD ), Ketua KPU Kota Probolinggo Dr. Ahmad Hudri, MAP dan jajarannya.
Komunitas Guru yang hadir pada acara itu yaitu Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia 

( PGRI ), Pengurus Persatuan Guru Nahdlatul Ulama 

( PERGUNU ), Pengurus Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah  

( Dikdasmen )

PD Muhammadiyah , Pengurus Lembaga Pendidikan  Maarif Nahdlatul Ulama 

( LP Maarif NU ) Kota Probolinggo  dan lainnya.

Acara dibuka oleh Ahmad Hudri selaku Ketua KPU. Dalam sambutannya ia mengatakan pentingnya pemahaman tentang tahapan pilkada,  agar pemilih dengan kecerdasan dan penalarannya mampu memilih pemimpin terbaik sebagaimana  harapan masyarakat. Tidak terjebak politik uang dan kehilangan independensinya.
Imanuddin Abil Fida, MIRKH, Dosen Institut Ahmad Dahlan sebagai Nara Sumber berpesan, agar pemilih mampu menganalisa dengan cermat calon pemimpin yang akan dipilih, mengikuti tahapan pencalonan sampai mendapat keputusan untuk memilih.
Namun, jika calon pemimpin yang dipilih itu kalah, maka harus bisa menerima dengan rasa hormat.
Pada sesi tanya jawab, ketua PGRI Suryono menyampaikan masalah pendidikan politik disekolah, ada kesulitan guru untuk menyampaikan kepada siswa di SMA/SMK dan yang sederajat, karena menganggap bukan ranahnya dan khawair jika harus berbicara politik. Dijawab oleh narasumber pada intinya semua stakeholder sangat memperhatikan hal ini, dan  berharap kedepan,  pendidikan politik bisa masuk dalam kurikulum.

Selanjutnya Hudri menerangkan secara   spesifik, tujuan Sosialisasi Pilwali untuk  segmen Komunitas, yaitu KPU bersama stakeholder berkewajiban  bersinergi, bersosialisasi dengan semua segmen yang ada, termasuk segmen komunitas, dan yang dipilih adalah komunitas guru.

Ia berharap, bersama pegiat pendidikan lainnya turut memberikan sumbangsih  membangun demokrasi yang sehat dan mendidik, kepada seluruh masyarakat.

(**Andri/Dekpoer)
Editor : Presta




Info terkini