kabarprobolinhgo.com - Hari Pers Nasional (HPN) adalah hari yang sangat penting untuk merayakan peran pers dalam membangun demokrasi, memberikan informasi yang akurat, dan menjaga transparansi. Pada peringatan HPN, kita seharusnya lebih menghargai keberagaman media dan jurnalis yang bekerja keras dalam kondisi yang penuh tantangan.
Di sisi lain, di era digital ini, tantangan yang dihadapi oleh pers semakin besar. Penyebaran informasi palsu (hoaks), tekanan terhadap kebebasan pers, dan ancaman terhadap jurnalis harus terus mendapat perhatian. Hari Pers Nasional adalah momen untuk merenungkan pentingnya media yang bebas, bertanggung jawab, dan profesional.
Mengutip dari Antara (09/2/25), sebagaimana disampaikan Wamenkomdigi Nezar Patria, bahwa hari Pers Nasional merupakan momentum untuk bersama-sama membangun ekosistem pers untuk memperkuat kolaborasi
dalam menghadapi tantangan dan peluang yang muncul akibat disrupsi digital.
"Hari Pers Nasional adalah satu momentum yang baik bagi semua ekosistem pers nasional untuk bisa bersama-sama meningkatkan kolaborasi menghadapi ancaman dan juga peluang dari disrupsi digital yang terjadi saat ini," ujar Nezar.
Sebenarnya apa sih yang didapat sebagai Jurnalis?
Hanya dua hal yang hakiki, yaitu kepuasan dan kesengsaraan.
Seorang jurnalis sering kali berjalan beriringan, menciptakan dinamika yang penuh tantangan namun juga memberikan makna mendalam. Mereka merasa puas saat karyanya dapat membantu orang membuat keputusan yang lebih baik.
Apalagi ketika seorang jurnalis mampu mengungkapkan fakta-fakta yang tersembunyi atau yang tidak mudah diakses oleh publik. Ketika jurnalis dapat membawa keadilan melalui laporan mereka, itu memberikan rasa pencapaian yang sangat berarti.
Seorang Jurnalis merasa puas jika berhasil menulis sebuah cerita besar yang menginspirasi perubahan atau perhatian terhadap isu penting dan memberi dampak positif terhadap masyarakat.
Berbalik seratus delapan puluh derajat dengan rasa puas itu, ketika seorang jurnalis bekerja dalam kondisi yang penuh ancaman, baik dari segi fisik maupun mental. Mereka bisa menghadapi intimidasi, ancaman dari pihak-pihak yang tidak ingin cerita mereka terungkap, bahkan kekerasan fisik di lapangan.
Di beberapa tempat, jurnalis juga menghadapi pembatasan dalam memperoleh informasi yang akurat atau adanya sensor dari pihak berwenang. Ini bisa membatasi kebebasan mereka untuk melaporkan berita secara objektif dan bebas.
Jurnalis sering dihadapkan pada tenggat waktu yang ketat, yang membuat mereka harus bekerja ekstra keras, terkadang tanpa waktu istirahat yang cukup. Tugas yang padat ini bisa memengaruhi kualitas hidup mereka dan menyebabkan stres tinggi.
Terakhir yang paling nelangsa, bahwa Pekerjaan seorang jurnalis Dianggap Remeh, Meskipun tugas jurnalis sangat penting, sering kali pekerjaan mereka tidak dihargai atau bahkan direndahkan. Ketika jurnalis harus meliput berita dengan risiko besar atau menghadapi kondisi kerja yang keras, namun tidak mendapatkan pengakuan yang setimpal, ini dapat menjadi kesengsaraan tersendiri.
"TETAP SEMANGAT KAWAN"
(Red*)
0 Comments